Hei, udah lama ya kita engga ketemu. Enam bulan, kita menjadi orang asing, berkabar cuma seperlunya. Chat yang dulunya sampai ber jam-jam, sekarang cuma sekedar mengucapkan “bagaimana kabarmu?” Lalu tak ada topik yang bisa dibahas.
Aku ingin cerita tentang hal-hal yang kulewati selama ini tanpamu. Hampa, tidak ada hal yang menarik yang kurasakan. Aku ingin sekali cerita, tapi rasanya canggung, entah kenapa. Karena kita engga deket lagi ya? Dulu pas kita dekat, selalu aja ada hal yang kita obrolkan. Dan itu menyenangkan bagiku. Melihat kamu tertawa, bersamaku.
Hari ini tanggal 14 Pebruari. Valentine. Katanya hari ini itu adalah hari kasih sayang. Memberi coklat dan bunga sebagai tanda sayang pada orang tertentu. Entah siapa saja, teman, sahabat, pacar, maupun orang tua.
Valentine kita dulu, sama seperti orang kebanyakan. Saling tukaran coklat. Walaupun engga berani bilang dan memberi. Coklat yang kita tukar ada suratnya, tentang apa yang kita rasakan selama bersahabat ini. Aku samar-samar ingat isi suratmu yang kadang membuat aku senyum- senyum sendiri. “Selamat hari Valentine Sunset” ~Sunrise. Aku terdiam seharian, maksudmu itu apa?
Esoknya aku bertanya padamu, “Kenapa Sunset sama Sunrise?”
“Panggilan sayang aja elah, aku liat di drama Korea, itu so sweet banget. Oh iya aku udah ganti nama kontakmu, kamu ganti juga ya. Jadi Sunrise, habistu di pin. Ingett!!”
Kenangan valentine itu benar-benar melekat sampai sekarang. Benar benar ga bisa dilupain.
Ingin tukaran tapi kamu sudah suka dengan orang lain ya. Sudah ada yang kamu sayangi. Sudah ada yang menyayangimu. Membantu mu saat mu susah, menghibur saat kamu sedih.
Aku gak bisa apa-apa. Kalau aku beri, nanti apa yang kudapatkan? Selain sebuah ucapan terima kasih, dan selamat hari Valentine. Aku terlalu egois, terlalu menginginkamu.
Kalau kamu baca. Aku ingin bilang “Selamat Hari Valentine Sunrise”
sunset~