Bertahan

Hai, kesasar ya? Ini bukan blog kok, cuma tentang hal-hal random. Cuma tempat curhat karena lelah dengan kehidupan duniawi. Dan hari ini ada suatu hal yang sempat terlintas dipikiranku. 

“Kalau udah gak dianggap, kenapa masih tetap bertahan?” Yah ini aneh, banyak orang yang berjuang di suatu hubungan seperti pendekatan dengan lawan jenis yang kita suka, padahal mereka sudah tidak dianggap kalau mereka ada. Berkali-kali mereka mungkin disakiti, mengirim pesan tapi tak dibalas. Saat ketemu ia biasa-biasa saja, mau merespon apa yang kita katakan, terlihat antusias dalam percakapan. Disinilah masalahnya, kalau mereka merespon saat kita bertemu itu hanya akan memberi kita harapan. Dalam hati ‘Wah dia tertarik sama saya’ yah itu dipikiranmu. Belum dipikiran empunya, bisa jadi ia hanya mengkasihani, sebenarnya risih [aw sakit]. 

Yah saya juga sempat mengalami hal seperti ini. Cuma didepan hadapan saja antusias nya tinggi, tapi jika sudah saling kirim pesan. Pesan yang saya kirim paginya, bisa saja baru dibalas siangnya. Uh itu sakit, dan balasannya Cuma ‘Mbb, sibuk’ padahal saya lihat kok kamu beberapa kali online. Jangan lah memberikan harapan seperti itu, yang sakit saya juga. Ada juga pengalaman teman saya yang cukup menyedihkan bagi saya. Ia sedang dekat dengan laki-laki cukup lama, saling sapa, saling mengirim pesan maupun menelpon satu sama lain. Hubungan mereka cukup lama sebagai teman (ah kalau kamu baca, maaf ya). Teman saya juga cukup nyaman dengannya, ia juga menunggu apakah hubungan ini bakal lanjut ke tahap pacaran mungkin? Dan setelah lama menunggu, ia patah hati. Ia melihat teman chattingnya ini ternyata didekati dengan seorang perempuan, dan laki-laki ini dilihatnya berubah perlahan. Hubungan itu sekarang hanya sebagai sebatas teman yang hanya saling sapa, perlahan menjauh, kesannya salah satu dari kita yang sakit hanya untuk menunggu yang tidak pasti dan tidak dianggap.

Mungkin bukannya kamu tidak pantas, tapi memang dia bukan diciptakan untukmu. Yang berada didekatmu dalam waktu yang cukup lama, terkadang hanya singgah lalu pergi dengan keinginan sendiri. Mungkin hal wajar kalau kita berharap. Namun ya, harapan itu menyisakan perasaan yang tidak pasti. Apa gunanya bertahan bukan? Jangan terlalu memaksakan diri untuk dimiliki atau memiliki orang lain. Memang seharusnya kita sadar diri, sesuatu yang dipaksakan tidak baik, hanya akan meninggalkan rasa sakit. Dia punya rumah untuk tinggal yang lain, dan sayangnya itu bukan dirimu. Tegar ya? Bukan hanya karena ia pernah ada didekatmu cukup lama, kamu bisa menganggap hubungan itu lebih. Semangat☺

Wah berhasil baca semuanya, makasi:b

dee.

Leave a comment